Minggu, 14 Juli 2019

Apa yang Anda Persiapkan Untuk Kehidupan Setelah Kematian?



Bagi sebagian orang menjadi seorang hamba yang taat pada agama adalah hal paling utama. Mempersiapkan kehidupan setelah kematian menjadi suatu keharusan, salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Bagi orang muslim akan tiga perkara yang tidak pernah terputus pahalanya hingga akhir zaman saat seseorang telah meninggal dunia.  Yang pertama, anak yang soleh sholehah. Kedua, ilmu yang bermanfaat dan ketiga, sedekah amal jariyah.

Berbicara mengenai contoh sederhana sedekah amal jariyah dapat berupa uang, yang nantinya diberikan kepada pihak lain yang berhak mendapatkan. Perusahaan asuransi terbesar Allianz menawarkan asuransi wakaf yang dapat Anda persiapkan dari sekarang, sebagai solusi. Proses yang mudah serta keuntungan akhir yang sinkron dengan tujuan Anda. Dimana wakaf asuransi ini akan diserahkan kepada pihak yang berhak dengan disahkan ahli waris juga notaris setelah tertanggung meninggal dunia. Untuk lebih jelasnya Anda dapat klik https://www.allianz.co.id/produk/asuransi-syariah/fitur-wakaf.

Sama halnya dengan wanita satu ini, kegigihannya serta ketaatan menjadi seorang hamba Allah sangatlah terpancar dari wajahnya. Meski setelah sepeninggal suami ia tidak lantas bermalas-malasan dalam menjalani hidup. Ibu tiga anak dengan empat cucu ini menolak bergantung kepada buah hati yang kesemuanya telah bekerja dan berumah tangga. Di usianya yang lebih dari setengah abad ia tetap berusaha keras dalam bekerja.

Menjadi seorang pedagang adalah pilihannya. Karena didalam agamanya (islam), seorang pedagang merupakan profesi yang mulia. Karena Rasullullah SAW, baginda nabi umat islam juga berdagang. Bagi ibu satu ini tak ada yang  lebih baik selain mengikuti sunnah Rasulnya. Dan ketika ditanya, apa impian ibu yang belum terwujud. Secara spontan bibir pucatnya berkata,"menjadi tamu Allah." Saya tersentak, terenyuh mendengar kerinduan seorang hamba kepada Sang Penciptanya.

Selain itu ia juga menabung dengan cara memelihara kambing. Katanya lagi ia akan menyumbangkan hewan tersebut untuk hari Raya Qurban. Wah, sungguh luar biasa! Usaha dan niatnya yang kuat mengalahkan apa saja. Beliau ini juga sangat sederhana, mulai dari cara berpakaian, bertutur kata serta mengenai makanan sehari-hari. Bu Harni akan memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam. Baginya hemat bukan berarti kita menjadi miskin, namun justru dengan berhemat kita dapat menghargai orang lain.

Kita jadi tahu bagaimana rasanya lapar, hidup kekurangan serta dalam ketiaadaan. Ia juga menambahkan jika dengan berhemat ia akan dapat memberikan hak orang lain, karena didalam rezeki kita ada rezeki orang lain pula. Saya salut dan bangga, di zaman sekarang ini masih terdapat orang yang sadar diri akan orang lain.

Kehidupan sosial Bu Harni juga tak kalah menarik. Meski kesibukannya berdagang keliling menyita waktunya, namun untuk urusan keagamaan beliau ini tidak pernah absen. Seperti kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap minggu. Keaktifannya dalam bermasyarakat juga tak diragukan, sehingga banyak tetangga dan orang sekitar begitu menyukai sosok ibu satu ini.

Berbincang-bincang dengan seseorang yang menginspirasi ini membuat saya tidak bosan. Pasalnya banyak kejadian juga pelajaran hidup yang dapat saya ambil dari Ibu Harni. Beliau turut berpesan jika dalam menjalani hidup kita harus berpegang prinsip yang berdasar pada tiang agama.

Salah satunya, jangan pernah meninggalkan sholat. Karena sholat adalah suatu tolok ukur sehat atau tidaknya kehidupanmu. Ia menambahkan jika ibadah ini adalah suatu kebutuhan, karena akan berdampak sangat baik serta membantu kita menjaga kebersihan hati. Serta membuat kita selalu ikhlas menjalani hari-hari.

0 komentar:

Posting Komentar